Bu, Mau Yakult-nya hari ini bu?
Teriakan si penjaja yakult keliling menyeruak ditengah keheningan rumah. Saya lagi maen “Naruto” di PSP sama si Thallah. Anak saya yang memang demen banget minum Yakult langsung noleh ke Saya. “Pah, beli Yakult pah..”
Saya pun gegas keluar melihat keluar pagar ke si Kakak Penjaja Yakult. Kalau istilah dari PT Yakult nya sendiri mereka dinamakan “Lady Yakult”. Si Kakak, sebut saja namanya bunga, seperti biasa senyum sembari berkata “Pak, adeknya mau Yakult pak?”. Iyah, memang minggu lalu dan seminggu sebelum minggu lalu saya beli Yakult dari dia.
Owh, saya tidak sedang mempromosikan suatu product atau mau jadi duta Yakult nyaingi mbak Lady Yakult. Lah, namanya Lady saya kudu pakek Jilbab dulu donk atau setidaknya Pashmina (please jangan dibayangkan, cukup dibaca aja, bisa muntah hehe).
Yang hendak saya soroti pada thread ini adalah si mbak Lady Yakult ini rutin dateng di gang makmur tempat mertua saya tinggal tiap sabtu jam 10 atau jam 11 pagi. RUTIN dan selalu saja dengan RUTE YANG SAMA.
Arti dari “Canvassing” dan “Canvasser”
Nah, kalau dalam ilmu marketing kegiatan yang kakak ini lakukan adalah kegiatan “Canvassing” dimana si Lady Yakult menjajakan Yakult langsung ke end user yang memang sudah ditargetkan. Setiap Canvasser, yang melakukan kegiatan Canvassing, selalu memiliki rute yang berbeda dan target yang berbeda pula. Depend on potensi masing-masing wilayah. Kayak si mbak ini, daerah jajahannya adalah Gang Makmur dan Gang Sebelahnya, Belakang Asrama Haji, Sampai nyisir juga ke Karya Jaya (info dari mertua). Dan setiap sabtu adalah giliran gang makmur tempat saya tinggal.
Kita bahas yok. Kalau dilihat dari arti “Canvassing” sendiri dari wikipedia. Simplenya, canvassing adalah teknik menjual (dalam hal ini product) secara kunjungan door to door dan bukan windows to windows (ini mah maling namanya) untuk mencari segment/target yang hendak diarahkan membeli. As I mentioned before, si Lady Yakult ini selalu mengunjungi rute yang sama secara rutin. Continue reading